Dampak negatif guru fix mindset
Dampak Negatif Jika Seorang Guru Memiliki Fixed Mindset
Pendahuluan
Guru adalah sosok penting dalam dunia pendidikan, bukan hanya sebagai pengajar materi, tetapi juga sebagai pembentuk karakter dan motivator bagi peserta didik. Cara berpikir guru berpengaruh besar terhadap kualitas pembelajaran di kelas. Dua cara berpikir yang sering dibahas adalah growth mindset (pola pikir berkembang) dan fixed mindset (pola pikir tetap). Jika guru memiliki fixed mindset, dampak negatifnya dapat meluas pada perkembangan siswa, suasana kelas, bahkan budaya sekolah.
Dampak Negatif Fixed Mindset bagi Guru dan Siswa
1. Terhambatnya Inovasi dalam Pembelajaran
Guru dengan fixed mindset cenderung berpikir bahwa kemampuan mengajar adalah sesuatu yang statis. Mereka enggan mencoba metode baru, lebih suka cara lama, dan takut gagal ketika melakukan inovasi.
Dweck (2006) menjelaskan bahwa guru dengan fixed mindset cenderung menghindari tantangan dan melihat kesalahan sebagai bukti ketidakmampuan, bukan peluang untuk belajar.
2. Melemahkan Motivasi Siswa
Guru yang meyakini bahwa kecerdasan siswa bersifat tetap akan mudah memberi label: “siswa pintar” atau “siswa lemah.” Hal ini berdampak buruk pada motivasi siswa yang diberi label negatif, karena mereka merasa tidak punya kesempatan untuk berkembang.
Menurut Yeager & Dweck (2012), keyakinan guru tentang kemampuan siswa dapat membentuk “ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya” (self-fulfilling prophecy), di mana siswa benar-benar tampil sesuai label yang diberikan guru.
3. Menurunnya Kualitas Interaksi di Kelas
Fixed mindset membuat guru cenderung otoriter, kurang sabar dalam mendampingi siswa yang mengalami kesulitan, dan jarang memberikan umpan balik konstruktif. Suasana kelas menjadi kurang suportif dan penuh tekanan.
Blackwell et al. (2007) menegaskan bahwa guru dengan growth mindset mampu membangun interaksi positif, sedangkan fixed mindset justru memperbesar kesenjangan motivasi antar siswa.
4. Rendahnya Kemampuan Adaptasi terhadap Perubahan
Di era kurikulum yang terus berkembang, guru dituntut adaptif. Namun, guru dengan fixed mindset biasanya kesulitan beradaptasi karena merasa nyaman dengan rutinitas lama. Hal ini membuat pembelajaran menjadi kaku dan kurang relevan dengan kebutuhan zaman.
Hattie (2012) menyatakan bahwa guru yang enggan belajar dan berubah justru menghambat peningkatan hasil belajar siswa.
5. Dampak Jangka Panjang terhadap Budaya Sekolah
Jika fixed mindset mendominasi guru dalam suatu sekolah, budaya sekolah bisa menjadi stagnan. Sekolah sulit berkembang, kolaborasi antar guru minim, dan siswa tidak terbiasa dengan pola pikir berkembang. Akhirnya, sekolah gagal mencetak generasi adaptif dan kreatif.
Pandangan Para Ahli
- Carol S. Dweck (2006) – Peneliti mindset: “Guru dengan fixed mindset menganggap bakat dan kecerdasan bawaan adalah faktor utama. Akibatnya, mereka kurang memberi ruang bagi usaha dan strategi siswa.”
- Hattie (2012) – Pakar efektivitas pembelajaran: “Guru yang berpikir kaku cenderung menghambat pembelajaran siswa karena tidak memberikan pengalaman belajar yang menantang.”
- Yeager & Dweck (2012) – Peneliti psikologi pendidikan: “Guru berperan penting dalam membentuk mindset siswa. Keyakinan negatif guru dapat menurunkan motivasi dan prestasi belajar.”
Kesimpulan
Fixed mindset pada guru berdampak negatif baik bagi dirinya maupun siswanya. Guru menjadi kurang inovatif, siswa kehilangan motivasi, interaksi kelas menurun, dan sekolah sulit berkembang. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk terus menumbuhkan growth mindset, melihat potensi siswa sebagai sesuatu yang bisa berkembang, serta menjadikan tantangan dan kesalahan sebagai peluang belajar.
Komentar
Posting Komentar
Jangan lupa kasih komentarnya yah ... ! masukan dan kritikan sangat kami harapkan ... !