Biasa menuju luar biasa

 Melampaui Tupoksi: Dari “Biasa” Menuju “Luar Biasa”


Pendahuluan

Dalam dunia kerja—baik di instansi pemerintah maupun swasta—setiap individu memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang menjadi batasan formal peran mereka. Menyelesaikan pekerjaan sesuai tupoksi adalah kewajiban. Namun, ketika seseorang berani melangkah melampaui tupoksi demi kepentingan organisasi atau pelayanan yang lebih baik, di situlah lahir tindakan yang layak disebut luar biasa.


Mengapa Sesuai Tupoksi Itu “Biasa”

Standar Minimal Kinerja: Menjalankan tupoksi adalah bentuk kepatuhan terhadap aturan, prosedur, dan kontrak kerja.

Menjamin Konsistensi: Organisasi membutuhkan keteraturan agar tidak terjadi kekacauan peran.

Penilaian Kinerja Formal: Mayoritas indikator kinerja pegawai menilai capaian dalam lingkup tupoksi.

Menurut Dr. Sedarmayanti (pakar manajemen SDM), “Tupoksi menjadi kerangka acuan agar peran setiap pegawai jelas dan tidak tumpang tindih, namun organisasi yang sehat harus memberi ruang inovasi di luar tupoksi demi perbaikan berkelanjutan.”


Mengapa di Luar Tupoksi Itu “Luar Biasa”

Ketika seseorang melakukan sesuatu di luar deskripsi formalnya, ia menunjukkan:

1. Komitmen Lebih – Keinginan memberikan nilai tambah bagi tim atau organisasi.

2. Inovasi dan Fleksibilitas – Kemampuan merespons situasi baru yang belum diatur secara formal.

3. Kepemimpinan Pribadi – Memimpin dengan teladan, bukan sekadar mengikuti perintah.

Stephen R. Covey, penulis The 7 Habits of Highly Effective People, menyebut fenomena ini sebagai “extra mile behavior,” yaitu perilaku yang lahir dari inisiatif, bukan keterpaksaan, sehingga memunculkan kepercayaan dan sinergi di lingkungan kerja.


Perspektif Ahli Manajemen dan Psikologi Kerja

Robbins & Judge (Organizational Behavior): perilaku melampaui deskripsi kerja (organizational citizenship behavior/OCB) meningkatkan efektivitas organisasi jangka panjang.

Peter Drucker: “Keunggulan organisasi tidak muncul dari orang yang sekadar bekerja sesuai instruksi, tetapi dari mereka yang menemukan dan menyelesaikan masalah sebelum masalah itu muncul.”

Prof. Rhenald Kasali: “Inovasi lahir dari keberanian melampaui tugas formal. Tanpa itu, organisasi akan stagnan.”


Studi Kasus Singkat

Tenaga kesehatan yang ikut mengedukasi masyarakat soal gizi meski tidak tercantum di deskripsi tugasnya—hasilnya angka stunting turun signifikan.

Guru yang mengembangkan modul digital kreatif meski tidak diminta, menjadikan pembelajaran lebih interaktif dan menaikkan motivasi belajar siswa.


Tantangan & Etika

Koordinasi: Jangan sampai tindakan di luar tupoksi menabrak kewenangan orang lain.

Izin dan Transparansi: Sampaikan inisiatif ke atasan agar selaras dengan tujuan organisasi.

Keberlanjutan: Upaya luar biasa sebaiknya didorong menjadi praktik baik yang terintegrasi.


Kesimpulan

Bekerja sesuai tupoksi adalah batas minimum profesionalisme—baik, tetapi bukan hal yang menonjol. Melampaui tupoksi dengan cara yang bertanggung jawab, inovatif, dan etis menjadikan seseorang pionir perubahan. Organisasi yang menghargai dan memberi ruang bagi perilaku ini akan berkembang lebih cepat dan adaptif terhadap tantangan masa depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH WAWANCARA GURU DAN SISWA

Contoh Rencana Kegiatan Sekolah (RKS)

Ciri-Ciri Guru yang Enggan Mendampingi Peserta Didiknya di Sekolah