Ketika Paket Internet Menggeser Bakti Anak pada Orang Tua
Ketika Paket Internet Menggeser Bakti Anak pada Orang Tua
Di era digital saat ini, akses internet telah menjadi kebutuhan harian, tidak hanya bagi orang dewasa tetapi juga anak-anak. Dengan bermodalkan paket data, anak-anak kini bisa mengakses dunia tanpa batas—media sosial, game online, video hiburan, hingga aplikasi komunikasi. Namun, kemudahan ini tak selalu membawa manfaat. Dalam banyak kasus, kecanduan internet justru membuat anak-anak teralienasi dari nilai-nilai dasar kehidupan, termasuk berbakti kepada orang tua.
1. Menurunnya Interaksi Keluarga
Kecanduan internet menyebabkan anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar daripada berbincang atau membantu orang tua di rumah. Mereka enggan membantu pekerjaan rumah, malas menemani orang tua, bahkan enggan menyapa. Interaksi sederhana seperti makan bersama pun menjadi jarang karena anak lebih fokus pada gadget-nya.
2. Krisis Empati dan Kepedulian
Paparan dunia maya yang individualistik seringkali menumpulkan empati. Anak-anak yang terlalu lama berselancar di dunia digital menjadi kurang peka terhadap kondisi dan perasaan orang tuanya. Mereka cenderung acuh saat orang tua lelah, sakit, atau butuh bantuan. Bakti yang sejatinya ditanamkan dalam budaya dan agama pun memudar.
3. Prioritas yang Salah
Seharusnya, masa kecil dan remaja adalah masa belajar tanggung jawab, disiplin, dan rasa hormat kepada orang tua. Namun, anak yang kecanduan internet lebih memilih membeli paket data ketimbang menyisihkan uang jajan untuk membantu orang tua. Bahkan tak sedikit yang memaksa orang tua membelikan paket internet walau dalam kondisi ekonomi sulit.
4. Potensi Perilaku Negatif
Kecanduan ini juga membuka celah bagi perilaku negatif seperti mudah marah saat dilarang, berkata kasar, atau melanggar batas waktu penggunaan. Dalam beberapa kasus, anak bahkan mencuri uang orang tua demi membeli kuota internet—sebuah tindakan yang mencerminkan hilangnya rasa hormat dan bakti.
Penutup: Membangun Keseimbangan
Internet bukan musuh. Ia bisa menjadi alat belajar, hiburan, dan komunikasi yang bermanfaat. Namun, orang tua dan lingkungan perlu menanamkan nilai-nilai moral sejak dini. Anak-anak perlu dibimbing agar memahami bahwa bakti kepada orang tua adalah dasar dari karakter mulia. Waktu bersama keluarga, perhatian pada orang tua, dan sikap hormat jauh lebih berharga daripada sekadar berselancar di dunia maya.
Karena sejatinya, cinta orang tua tidak membutuhkan kuota. Tapi cinta anak butuh kesadaran.
Komentar
Posting Komentar
Jangan lupa kasih komentarnya yah ... ! masukan dan kritikan sangat kami harapkan ... !