Sepuluh Juta yang Membusuk

Di lantai lima gedung megah PT. Cahaya Jaya, Pak Darma duduk nyaman di balik meja kerjanya. Ruangannya luas, ber-AC dingin, dengan jendela besar menghadap kota. Jabatan sebagai Direktur Utama telah ia pegang selama lima tahun terakhir. Dan meski banyak yang memuji kepemimpinannya, tak banyak yang tahu kalau kadang ia membuka celah untuk "pendekatan khusus".


Suatu sore, datang seorang pria muda, rapi, wajah penuh semangat. Namanya Arman. Ia melamar sebagai kepala divisi pemasaran. Sebenarnya, riwayat kerjanya biasa saja. Tapi, yang luar biasa adalah amplop cokelat yang ia sisipkan di map lamaran—isinya sepuluh juta rupiah.


Pak Darma mengangkat alis saat melihat isinya. Ia menimbang sebentar, lalu tersenyum tipis.

“Orang muda yang tahu caranya mengesankan pimpinan,” pikirnya.

Tanpa banyak tanya, Arman pun diterima kerja mulai minggu depan.


---


Bulan pertama, semuanya terlihat baik-baik saja. Arman cepat akrab, sering membawa kopi untuk atasannya, dan pandai bersilat lidah. Namun, hasil kerja? Nol besar. Proposal yang ia susun sering salah data. Presentasinya buruk. Bahkan, beberapa klien besar mundur karena kecewa dengan cara Arman menangani proyek.


Rekan-rekan sekantor mulai resah. Pak Doni, kepala keuangan, memberanikan diri bicara pada Pak Darma.


“Pak, saya bukan mau ikut campur, tapi Divisi Pemasaran mulai amburadul. Beberapa rekan curiga Arman diterima bukan karena kompetensinya…”


Pak Darma menahan napas. Ia tahu betul kenapa Arman diterima. Tapi ia tak bisa terang-terangan mengaku.

“Beri dia waktu. Anak baru butuh adaptasi,” katanya pendek.


Sayangnya, waktu tak menyembuhkan. Justru makin parah. Suatu hari, Arman salah mengirim email rahasia klien ke kompetitor. PT. Cahaya Jaya dituduh tak profesional, dan satu proyek bernilai miliaran rupiah dibatalkan.


Kali ini, dewan direksi tak tinggal diam. Investigasi internal pun digelar. Perlahan, satu per satu kejanggalan terungkap, termasuk soal suap yang diberikan saat rekrutmen.


Pak Darma dipanggil dan diminta menjelaskan. Ia akhirnya mengaku—dengan berat hati.


---


Seminggu kemudian, berita besar muncul di media:


"Direktur PT. Cahaya Jaya Dicopot karena Terima Suap dalam Proses Rekrutmen"


Arman dipecat. Pak Darma pun mundur dari jabatannya, kehilangan nama baik yang ia bangun selama bertahun-tahun.


Sepuluh juta mungkin terdengar kecil bagi seorang pimpinan perusahaan. Tapi uang itu telah membeli kehancuran yang jauh lebih besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH WAWANCARA GURU DAN SISWA

Contoh Rencana Kegiatan Sekolah (RKS)

skripsi Tesi Triani, S.Pd metode SQRQCQ