Mengapa Ada Guru yang Suka Membully Siswanya?
Mengapa Ada Guru yang Suka Membully Siswanya?
Guru adalah sosok pendidik yang seharusnya menjadi teladan, pelindung, dan pendamping tumbuh kembang siswa. Namun, dalam realitas dunia pendidikan, tidak sedikit kasus ditemukan di mana guru justru menjadi pelaku perundungan terhadap muridnya. Tindakan ini bisa berupa ejekan, hinaan, intimidasi, ancaman, diskriminasi, bahkan kekerasan verbal maupun fisik. Mengapa hal ini bisa terjadi?
1. Masalah Pribadi dan Emosi yang Tidak Terkelola
Beberapa guru membawa beban stres yang tidak terselesaikan dari kehidupan pribadi atau tekanan pekerjaan. Kurangnya pelatihan dalam mengelola emosi membuat mereka melampiaskan frustrasi kepada siswa. Dalam kondisi ini, siswa menjadi pelampiasan amarah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaruh Pola Asuh dan Latar Belakang
Ada guru yang pernah mengalami kekerasan atau perundungan saat kecil dan tanpa sadar mereproduksi pola tersebut dalam pengajarannya. Mereka menganggap bentuk kekerasan verbal atau fisik adalah cara wajar untuk “mendisiplinkan” murid.
3. Kurangnya Profesionalisme dan Etika
Tidak semua guru memiliki kecakapan pedagogik dan etika yang kuat. Guru yang kurang profesional cenderung menyalahgunakan posisi dan kekuasaan, merasa berhak mempermalukan siswa di depan umum, atau memberikan cap buruk hanya karena kesalahan kecil.
4. Adanya Diskriminasi atau Ketidaksukaan Pribadi
Perbedaan latar belakang ekonomi, agama, suku, atau karakter siswa bisa memicu sikap diskriminatif dari guru yang tidak memiliki kesadaran inklusif. Ada pula guru yang secara personal tidak menyukai murid tertentu dan memperlakukannya dengan tidak adil.
5. Lingkungan Sekolah yang Tidak Mendukung
Sekolah yang abai terhadap pengawasan, tidak memiliki sistem pelaporan yang aman, atau membenarkan kekerasan sebagai bentuk disiplin, dapat menjadi tempat subur bagi guru-guru pembully untuk bertindak tanpa takut konsekuensi.
Dampaknya bagi Siswa
* Siswa yang menjadi korban bully dari guru bisa mengalami:
* Trauma psikologis
* Penurunan motivasi belajar
* Rasa rendah diri dan ketidakpercayaan diri
* Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi
* Putus sekolah atau menarik diri dari lingkungan sosial
Apa Solusinya?
* Pelatihan dan pembinaan guru secara berkelanjutan, termasuk dalam hal empati, komunikasi, dan manajemen emosi.
* Sistem pelaporan yang aman dan terpercaya bagi siswa, sehingga suara mereka bisa terdengar tanpa takut balasan.
* Peran aktif kepala sekolah dan pengawas pendidikan untuk mengawasi etika mengajar.
* Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat dan manusiawi.
* Sanksi tegas bagi guru yang terbukti melakukan perundungan, agar menjadi efek jera.
Penutup
Guru adalah agen perubahan yang seharusnya menyalakan cahaya, bukan memadamkan semangat. Ketika seorang guru membully siswanya, bukan hanya satu jiwa yang terluka, tetapi juga sistem pendidikan yang ikut tercoreng. Sudah saatnya pendidikan Indonesia tidak hanya fokus pada prestasi, tapi juga pada penghormatan terhadap martabat dan psikologis setiap anak.
Komentar
Posting Komentar
Jangan lupa kasih komentarnya yah ... ! masukan dan kritikan sangat kami harapkan ... !