Postingan

Cermin Retak

Di sebuah desa kecil bernama Sukaluyu, hiduplah seorang pria bernama Raka. Ia dikenal sebagai tukang kritik, bukan karena kepandaiannya, tapi karena mulutnya yang selalu sibuk menilai orang lain. Kalau ada tetangga yang telat pergi ke ladang, Raka akan berkata, “Lihat, pemalas. Pantas hidupnya begitu-begitu saja.” Kalau anak-anak bermain terlalu lama, ia mengomel, “Anak sekarang manja. Tak bisa diharap.” Tidak ada yang luput dari sorotan mata Raka. Ia seperti cermin retak—memantulkan gambaran orang lain dengan cacat yang ia ciptakan sendiri. Suatu hari, seorang perempuan tua yang asing datang ke desa. Ia dikenal dengan sebutan Mak Inggit. Tak ada yang tahu dari mana asalnya, tapi dalam waktu singkat, ia disukai warga karena tutur katanya yang lembut dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya. Raka, seperti biasa, merasa terganggu. “Pura-pura baik. Perempuan tua itu pasti ada maunya,” gumamnya. Sampai suatu malam, saat bulan purnama menggantung rendah, Raka penasaran dan memutuskan m...

Cahaya dari sudut kelas

Di sudut kelas yang tak pernah tersorot, duduklah seorang siswa bernama Arga. Ia bukan yang paling pintar, bukan pula yang paling aktif. Namun, ia selalu datang paling pagi, mencatat paling rapi, dan belajar paling keras. Arga percaya, usaha tak akan mengkhianati hasil—dan lebih dari itu, ia berharap suatu hari gurunya akan melihat dan menghargai perjuangannya. Setiap hari, Arga memperhatikan Bu Ratna, guru matematika yang terkenal tegas dan jarang tersenyum. Arga menyukai matematika sejak dulu, dan ia ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa. Ia mengerjakan PR tepat waktu, bahkan sering membantu teman-temannya yang kesulitan. Namun, selama satu semester berlalu, tak pernah sekalipun Bu Ratna menyebut namanya. Nilainya bagus, tapi tak pernah jadi yang tertinggi. Arga mulai bertanya dalam hati, “Apa usahaku masih kurang?” Suatu hari, kelas mereka mengadakan lomba cerdas cermat antar-kelas. Arga ditunjuk sebagai cadangan. Ia tetap semangat, membantu tim utama berlatih, membuat soal latihan, ...

Sisa Cinta dari Ayah

Di bawah langit yang cerah, Amir duduk sendirian di bangku taman. Tangannya menggenggam sebuah buku tua yang sudah lusuh di pinggirannya. Buku itu adalah hadiah terakhir yang diberikan oleh ayahnya sebelum pria itu menghilang dari hidupnya, lima tahun yang lalu. Amir tidak pernah melupakan hari itu. Hari ketika ayahnya, yang selama ini menjadi satu-satunya pelindung dan sahabat sejatinya, pergi tanpa pesan. Hanya kata-kata yang berulang di benaknya: "Ayah akan kembali, nak. Suatu saat nanti." Namun, waktu berlalu dan ayahnya tidak pernah kembali. Saat itu, Amir masih berusia sembilan tahun. Dia ingat betul bagaimana ayahnya selalu mendongengkan cerita sebelum tidur, mengajaknya bermain bola di halaman rumah, dan menenangkan hatinya saat merasa takut akan kegelapan. Ayahnya adalah dunia bagi Amir, satu-satunya tempat di mana dia merasa aman dan dicintai. Namun, semua itu hancur ketika ayahnya pergi tanpa jejak. Amir tumbuh menjadi remaja yang pendiam, menyembunyikan luka yang ...

Anak dan Kecanduan HP: Tantangan dan Solusi

Di era digital yang serba canggih ini, penggunaan ponsel pintar (HP) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tidak hanya bagi orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Dengan kemudahan akses informasi, hiburan, dan media sosial, HP telah menjadi alat yang sangat menarik bagi anak-anak. Namun, di balik kemudahan ini, muncul masalah besar yang perlu diwaspadai oleh orang tua dan pendidik: kecanduan HP. Tanda-Tanda Kecanduan HP pada Anak Kecanduan HP pada anak dapat dikenali melalui beberapa gejala. Anak yang mulai kecanduan HP seringkali menunjukkan ketergantungan yang berlebihan terhadap perangkat tersebut, bahkan sampai mengabaikan aktivitas lain yang penting. Beberapa tanda umum dari kecanduan HP pada anak antara lain: Menghabiskan Waktu Lama di Depan Layar Anak-anak yang kecanduan HP akan cenderung menghabiskan waktu berjam-jam tanpa henti untuk bermain game, menonton video, atau berinteraksi di media sosial, hingga melupakan aktivitas fisik atau belaja...

Membahagiakan Murid di Atas Kebersamaan, Bukan Memanfaatkan Murid untuk Kebahagiaan

Dalam dunia pendidikan, kebahagiaan murid sering menjadi tolok ukur keberhasilan seorang guru. Namun, ada perbedaan besar antara membahagiakan murid melalui kebersamaan dan hanya menjadikan mereka sebagai alat untuk kebahagiaan pribadi. Seorang guru sejati memahami bahwa kebahagiaan sejati dalam mengajar bukanlah tentang mendapatkan pujian atau kepuasan pribadi semata, tetapi tentang menciptakan lingkungan belajar yang penuh kasih, dukungan, dan kebersamaan. Kebersamaan Sebagai Kunci Kebahagiaan Murid Murid merasa bahagia ketika mereka merasa diterima, didengar, dan dihargai di kelas. Kebersamaan yang terjalin antara guru dan murid dapat membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Beberapa cara untuk membangun kebersamaan yang positif antara guru dan murid adalah: Mendengarkan dengan Empati Setiap murid memiliki cerita dan tantangan masing-masing. Dengan mendengarkan mereka dengan penuh perhatian dan empati, guru tidak hanya membangun kedekatan tetapi juga mem...

Kerinduan Seorang Guru pada Suara Ribut Anak-Anaknya di Dalam Kelas

Bagi sebagian orang, suara ribut anak-anak di dalam kelas bisa menjadi hal yang mengganggu. Namun, bagi seorang guru, suara itu memiliki makna yang jauh lebih dalam. Suara tawa, tanya, dan kadang teriakan kecil dari anak-anak yang sedang berbicara satu sama lain adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang membawa warna dalam dunia pendidikan. Kerinduan terhadap suara ribut ini adalah sebuah perasaan yang mungkin tidak bisa dipahami oleh semua orang, tetapi begitu akrab di hati seorang guru. Suara yang Menandakan Kehidupan Saat pandemi melanda dan sekolah-sekolah harus beralih ke pembelajaran daring, banyak guru yang merasakan kekosongan yang dalam. Kehilangan momen berinteraksi langsung dengan murid-murid mereka adalah salah satu hal yang sulit dihadapi. Kelas yang biasanya penuh dengan suara diskusi, tanya jawab, atau bahkan sedikit kekacauan yang penuh semangat, kini berubah menjadi sunyi. Dalam keheningan itu, kerinduan mulai tumbuh. Suara ribut anak-anak bukanlah suara yang me...

Manfaat Bermain Rubik bagi Orang Dewasa dan Anak-Anak

Bermain Rubik, terutama Rubik's Cube, bukan hanya sebuah permainan teka-teki yang menyenangkan, tetapi juga memberikan berbagai manfaat yang baik untuk pengembangan otak dan kemampuan pribadi. Meskipun Rubik sering dianggap sebagai tantangan untuk anak-anak atau orang yang memiliki kecerdasan tinggi, kenyataannya permainan ini dapat dimainkan oleh siapa saja dan memberikan manfaat bagi berbagai usia. Berikut adalah beberapa manfaat bermain Rubik bagi orang: 1. Meningkatkan Keterampilan Kognitif Bermain Rubik dapat meningkatkan kemampuan otak dalam hal pemecahan masalah, berpikir logis, dan pengambilan keputusan. Rubik memaksa pemain untuk berpikir secara strategis dan mencari pola serta solusi dalam situasi yang penuh tantangan. Ini membantu melatih daya ingat, konsentrasi, dan daya nalar. 2. Melatih Kesabaran dan Ketekunan Menyelesaikan Rubik membutuhkan waktu dan usaha, yang bisa menjadi latihan kesabaran. Proses belajar untuk memecahkan teka-teki ini juga mengajarkan ketekun...